Betun, KontasMalaka.com– Para penjual di Pasar Bei Abuk Desa Wehali Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka cukup mengalami tekanan rentenir karena bunga pinjaman, angsuran dan agunan. Para penjual aktif merespon sosialisasi Kredit Mikro Merdeka Bank NTT.
Warga Pasar Bei Abuk, Ruben Emanuel Manek dalam sosialisasi di Pasar Bei Abuk, Jumat (14/7/23) mengatakan para penjual tertekan dengan rentenir dengan bunga pinjaman sebesar 20 persen sampai 20 persen. Bahkan, pinjaman kecil sebanyak Rp 5 juta juga diminta jaminan seperti sertifikat tanah.
Tidak hanya kondisi tersebut. Rentenir mengambil potongan Rp 100 ribu dari jumlah pinjaman sebesar Rp 100 ribu dengan alasan uang administrasi dan tabungan. Padahal, uang sejumlah itu tidak dikembalikan ketika peminjam sudah selesai angsuran. Atas kondisi ini, Ruben memohon manajemen Bank NTT Cabang Betun agar menjelaskan persyaratan memperoleh Kredit Mikro Merdeka.
“Para penjual cukup tertekan. Sehingga, pihak Bank NTT bisa menjelaskan persyaratan kredit Mikro Merdeka. Sehingga, kami ajukan permohonan kredit untuk hindari tekanan rentenir,” pinta Ruben.
Pada kesempatan yang sama, Supervisor Kredit Bank NTT Cabang Betun, Stefanus Albert Aprianus Mone mengatakan Bank NTT mempunyai berbagai jenis kredit dalam mendukung kemajuan kelompok-kelompok usaha mikro. Selain kredit KUR seperti di bank-bank lain, Bank NTT punya Kredit Mikro Merdeka.
Dijelaskan, Kredit Mikro Merdeka memiliki keunggulan seperti tidak ada bunga, agunan dan fleksibel dalam pembayaran angsuran. Kredit ini tidak ada jaminan, tidak ada bunga. Pembayaran angsuran pun kapan saja.
“Bisa harian, mingguan dan bulanan, tergantung nasabah dan selesai angsuran tepat waktu,” tandasnya sambil menambahkan syarat yang dibutukan dalam Kredit Mikro Merdeka di antaranya KTP, Kartu Keluarga dan Keterangan Berusaha. (pyn)