Betun, KontasMalaka.com– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka memilih Kelompok Tani (Poktan) Morias Diak untuk memroduksi beras Nona Malaka. Poktan Moris Diak menguntungkan petani dalam memroduksi beras Nona Malaka.
Kadis Pertanian Kabupaten Malaka, drh. Januaria Maria Seran kepada wartawan di Betun, Kamis (13/7/23) mengatakan tidak mementingkan satu Poktan atau petani tertentu dalam produksi beras Nona Malaka. Beras Nona Malaka diproduksi Poktan Moris Diak, karena Poktan itu memiliki dan menyediakan sarana memadai di antaranya alat olah beras dalam skala besar, manajemen beras, modal yang cukup untuk membeli gabah petani.
“Untuk produksi beras Nona Malaka, kita tidak hanya beri kesempatan kepada satu orang atau satu Poktan. Tapi, kepada semua orang dan Poktan untuk berkolaborasi dengan pemerintah untuk sukseskan program swasembada pangan, khususnya produksi beras Nona Malaka. Kita mulai bekerja sama dengan Poktan Moris Diak, karena sudah ada perjanjian kerja sama yang menguntungkan petani,” jelas Kadis, demikian akrab dikenal.
Artinya, kata Kadis Yeni beberapa hal akan dicegah. Tidak ada kapitalisasi karena yang dibeli itu hasil petani dimana program swasembada pangan dengan salah satu turunannya bagaimana pemerintah menyatakan keberpihakan dan menjaga harga hasil produksi petani dan hasil bertaninya, ada pasar dan menghasilkan uang untuk masyarakat.
Dikatakan, Poktan Moris Diak wajib membeli gabah petani sebesar 50 persen dari hasil produksi petani dengan harga Rp 5.500. Angka ini sangat menguntungkan petani karena selama ini belum pernah ada keberpihakan pemerintah untuk membeli gabah saat panen raya. Dengan demikian, para petani sangat diuntungkan
Dengan hitungan hasil bertaninya berupa gabah yang dibeli dengan harga Rp 5. 500. Di sisi lain, putaran uang dan perekonomian masyarakat akan meningkat dan tidak kehabisan karena petani hanya menjual 50 persen hasil panennya.
Dari aspek anggaran daerah, tidak ada pemborosan APBD Kabupaten Malaka, karena pemerintah hanya mengeluarkan uang untuk pengadaan benih, pupuk dan insekta. Justeru azas manfaat ini yang sangat dirasakan masyarakat petani dengan bangga. Keringat petani mengolah lahan dibayar dengan beras Nona Malaka. (pyn)