Laenmanen-Malaka, KontasMalaka.com, Para petani di Trans Kapitan Meo Kecamatan Laenmanen Kabupaten Malaka senang dengan Program Olah Jagung Hibrida Raja R7. Pasalnya, program tersebut membuka wawasan petani untuk budidaya jagung dan mengolah menjadi bahan makan yang bernilai di pasaran.

Ketua Poktan Beida Desa Kapitan Meo, Simon Ulu saat sesi tanya jawab dalam paparan materi budidaya dan pengolahan jagung hibrida R7 di Balai Trans Kapitan Meo, Sabtu (30/8/24) mengatakan warga punya lahan yang luas untuk membudidayakan jagunh. Namun, kebutuhan yang selalu dikuatirkan di antaranya ketersediaan air. Budidaya jagung yang dilakukan di lokasi Trans Kapitan Meo bersifat musiman, karena tergantung ketersediaan air.

Meski demikian, Simon mengungkapkan kesenangannya terhadap program dan menginginkan supaya dilaksanakan. Sehingga, ia rela melepaskan lahannya seluas satu hektar untuk budidaya jagung dengan varietas tersebut.

Kabid Pembinaan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Malaka, Dominggus Manek dalam arahannya mengatakan para petani tentunya antusias menyambut program dana padanan 2024, karena sangat membantu masyarakat dalam membudidayakan dan mengolah jagung R7.

Masyarakat khususnya petani, kata Dominggus dibekali dengan ilmu pengetahuan untuk budidaya jagung dan pengolahannya. Sehingga ilmu ini perlu diadopsi masyarakat agar gemar menanam jagung dan mengolahnya menjadi berbagai jenis produk yang memiliki nilai ekonomis. Inilah yang dikehendaki Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH melalui program swasembada pangan. Sehingga, kawasan Trans Kapitan Meo ini juga memiliki brand produksi pertanian sendiri yang dikenal luas dan menarik minat konsumer.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malaka, Dr. Budi Waluyo, SP, MP mengatakan kegiatan ini melibatkan Kementerian Transmigrasi dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Universitas Brawijaya Malaka dan Universitas Nusa Cendana Kupang. Kegiatan utama yang dilakukan adalah pengolahan hasil. Namun, harus ada sumber jagung, sehingga dilibatkan Universitas Brawijaya dan pihak swasta untuk budidaya jagung.

Pengolahan yang dilakukan berupa industri masyarakat dan bisa dijadikan pakan ternak. Dan program ini bisa dilakukan, karena wilayah Trans Kapitan Meo cukup potensial dan subur untuk budidaya jagung. Diharapkan, wilayah ini bisa menjadi pusat unggulan produktif bagi masyarakat di kemudian hari.

Sementara narasumber lain, Sudarma Dita Wijayanti, Dosen Bidang Pengolahan Produk Hasil Pertanian Universitas Brawijaya mengatakan jagung bisa diolah untuk menghasilkan beberapa jenis di antaranya Marning jagung, Tortila, Sereal dan mie jagung.

Dikatakan, metode pengolahannya sederhana. Akan tetapi, produk yang dihasilkan selain memiliki nilai fungsional yang cukup tinggi, karena tidak hanya dari jagung mentah, tetapi diolah sedemikian rupa sehingga nilai fungsionalnya meningkat yang pada akhirnya dipasarkan dan menambah nilai ekonomis untuk memberi penghasilan bagi masyarakat.

Untuk diketahui, kegiatan tersebut sebagai bagian dari.percepatan kemandirian masyarakat transmigrasi melalui optimalisasi budidaya, pengolahan, dan pemaasaran komoditas jagung Raja R7 di kawasan transmigrasi perbatasan RI-Timor Leste. Kegiatan ini dilakukan melalui pendampingan peningkatan kapasitas bahan baku olahan jagung.