Betun, KontasMalaka.com, Sebanyak 10 PAUD dengan peserta didiknya yang merupakan dampingan dari Yayasan Karunia Pengembangan Anak (YKPA) yang bermitra dengan ChildFund menggelar acara temu pisah. Acara tersebut berlangsung dalam suasana penuh kegembiraan.

Ketua YKPA, Bernadina Dhana dalam sambutannya pada acara temu pisah di aula Paroki Santa Maria Fatima Betun, Kamis (13/6/24) mengatakan acara temu pisah sebagai momen untuk melihat dan menyadari selesainya pendidikan jenjang PAUD peserta didik kelompok B dampingan YKPA. Momen ini perlu dilihat sebagai awal persiapan memulai pendidikan sekolah dasar dengan suasana baru dan waktu belajar yang berubah.

Bernadina mengatakan meski terjadi perpindahan situasi, keluarga tetap memberi motivasi kepada anak-anak agar tetap gembira ketika menekuni pendidikan jenjang sekolah dasar. “Dan perlu jaga relasi dengan sekolah untuk semua elemen,” ujar Bernadina sambil mengatakan pembentukan berpikir juga perlu disesuaikan dengan umur anak.

Selanjutnya, penyelenggaraan PAUD sebagai tanggung jawab bersama. Sehingga, semua elemen perlu menaruh perhatian dan kepedulian termasuk pemerintah desa untuk memfasilitasi pembelajaran PAUD. “Kita berharap semua elemen terlibat,” tandasnya sesaat sebelum menyerahkan surat tanda tamat belajar 160 peserta didik PAUD yang berasal dari PAUD Laran, Bougenvile Kamanasa, Melati Harekakae, Santo Nikolas Marlilu, Efrata, Beringin Jaya Welaus, Kasih Sejahtera, Kenangan Raimutik, Shely, Santo Yosep Halibot.

Guru Penggerak Angkatan IX Formula 1 Kabupaten Malaka, Klodia Deran Manuk,S.Pd.,Gr merasa senang dan sangat mendukung pelaksanaan acara temu pisah hari ini. Acara ini sebagai motivasi dan bisa menginspirasi orang tua, guru pendamping, pengelola PAUD dan masyarakat akan pentingnya PAUD.

Klodia mengutip pendapat tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara. Guru ibarat petani yang menyebarkan benih padi untuk bertumbuh menjadi padi bukan bertumbuh menjadi tanaman lain.

Demikian pun, anak yang memiliki minat dan bakat harus dikembangkan. Bukan dipaksakan untuk mengembangkan minat dan bakat lain untuk tujuan tertentu. Guru harus mampu menuntun minat dan bakat anak dalam hal ini Kodrat alam yang ada pada diri anak dan disesuaikan dengan Kodrat zaman/ perkembangan zaman.

“Saya berharap agar semua pendidik PAUD dapat mendidik dan menuntun anak usia dini sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Dan kepada semua baik pemerintah, Lembaga Sosial Masyarakat, guru dan orang tua, mari kita sukseskan program PAUD di Rai (red, tanah) Malaka tercinta,” pinta Klodia mantan pengelola PAUD Beringin Jaya Welaus.

Tokoh masyarakat Kecamatan Kobalima, Damianus Baru kepada wartawan di sela-sela temu pisah tersebut mengatakan sungguh luar biasa dilaksanakannya acara temu pisah YKPA dan peserta didik kelompok B 10 PAUD dampingan.

“Kenapa, kata Damianus YKPA sangat peduli dengan dengan kegiatan belajar anak PAUD Santo Yosep Halibot dengan menyediakan fasilitas belajar. Ada kemajuan dalam pembelajaran, meski masih kurang tenaga pendamping di PAUD kami,” kata Damianus yang hadir sebagai undangan acara tersebut.

Pengelola PAUD Bougenvile Kamanasa, Rosalinda Abuk Seran mengapresiasi YKPA yang menyelenggarakan acara temu pisah peserta didik PAUD, YKPA, pengelola, dan orang tua. Karena, temu pisah sebagai momen membangun kesadaran dan merubah pola pikir orang tua akan pentingnya pendidikan anak usia dini.

Ocha, demikian akrab dikenal mengatakan pembelajaran PAUD menjadi tanggung jawab bersama termasuk orang tua dalam meningkatkan kreativitas anak. Diharapkan, semakin banyak orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan dasar dan bisa mengantarkan anak-anak untuk mengikuti pendidikan jenjang PAUD.

Disaksikan, peserta didik dan guru pendamping sudah berkumpul di Aula Paroki Santa Maria Fatima Betun, Kamis (13/6/24) sekitar pukul 08. 00 Wita. Sebelum acara temu pisah dimulai, para pendamping PAUD mengarahkan peserta didik untuk menempati kursi undangan sambil belajar, menyanyi dan tepuk tangan meriah.

Beberapa anak PAUD diundang untuk tampil ke depan dan menyanyikan beberapa lagu. Suasana begitu gembira sehingga mengundang tawa, senyuman dan tepuk tangan yang tidak berkesudahan. Terutama ketika siswa PAUD Laran membawakan tarian Bidu Lalok. Para hadirin bertepuk tangan meriah dan mengumbar senyuman dan tawa. (pyn)