Betun, KontasMalaka.com, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyelenggarakan workshop kain tenun NTT di Kabupaten Malala. Workshop tersebut disambut gembira generasi muda dengan penuh kebanggaan.
Pendamping siswa SMAN Harekakae, Elisabeth Hoar Seran saat sesi tanya jawab dalam materi pertama peran pemerintah dalam memperkenalkan kain tenun kepada generasi muda di Hotel Nusa Dua Betun, Senin (4/3/24) mengapresiasi kegiatan workshop kain tenun NTT yang dilaksanakan di Kabupaten Malaka.
Dikatakan, generasi muda khususnya para pelajar merasa gembira dan bangga, karena dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan. “Memang selama ini, kami ajar anak-anak dengan ilmu dan pengetahuan apa adanya. Kali ini, kami peroleh banyak pengetahuan. Sehingga, kami harapkan copyan naskah-naskah workshop bisa kami dapatkan. Kami juga harapkan ada muatan lokal tentang tenun ikat khususnya Malaka,” kata Elisabeth.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Malaka, Ny. drg. Maria Martina Nahak, M.Biomed dalam materinya bertema memperkenalkan kain tenun kepada generasi muda mengatakan generasi muda jarang menenun. Padahal, generasi muda ahli waris yang harus mengemban tugas pelestarian kebudayaan.
Sehubungan dengan itu, Dekranasda Kabupaten Malaka tidak tinggal diam selama ini dalam melatih keterampilan menenun untuk generasi muda. Atas dukungan Kemendikbud Ristek, pihaknya sudah menggelar kegiatan pelatihan keterampilan tenun ikat beberapa waktu lalu. “Dan workshop kali ini, sebagai bukti nyata perhatian pemerintah kepada generasi muda Malaka. Anak-anak muda kita dibekali pengetahuan dan keterampilan menenun,” tandas Ny. Maria Martina.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Sutejo, S.S, M.Si dalam sambutannya mengatakan lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas melaksanakan pelestarian cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan. Provinsi Nusa Tenggara Timur termasuk daerah yang memiliki kerajinan tenun yang tumbuh dan berkembang secara turun-temurun dalam masyarakat. Tenunan itu khasanah kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang memiliki arti penting bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Sehingga, perlu dilestarikan secara sungguh-sungguh melalui upaya-upaya pelstarian seperti pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan.
Dalam upaya menjaga kelestarian dan keberlangsungan kain tenun di Provinsi NTT, Balai berperan dalam upaya meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap keberadaan kain tenun. Itulah sebabnya, balai menyelenggarakan workshop dengan melibatkan generasi muda sebanyak 60 orang.
Workshop dilaksanakan di Kabupaten Malaka, karena pemerintah dan Dekranasda yang dipimpin Ny. Maria Martina begitu bersemangat dalam melakukan upaya-upaya pelestarian kain tenun khas Malaka. Semangat inilah yang diapresiasi dengan pelaksanaan workshop saat ini. “Kami berharap, dapat membantu meningkatkan semangat generasi muda di Kabupaten Malaka dalam belajar mengenal kain tenun yang ada di Kabupaten Malaka, baik itu pembuatan warna alam, motif yang berasal dari wilayah pegunungan (Foho), wilayah dataran rendah (Fehan), maupun eksodus dari Timor Leste, praktek menenun, mengenal alatnya, nama dan cara membuatnya.
Dikatakan, workshop ini menghadirkan beberapa narasumber yang berasal dari Universitas Nusa Cendana Kupang, Dekranasda dan pelatih keterampilan menenun Kabupaten Malaka. Sedangkan pesertanya generasi muda yang berasal dari siswi SMA St. Albertus, SMAN Laen Manen, SMAK St. Maria Fatima, SMAN Bolan, SMAS St. Ignatius, SMAN Io Kufeu, SMAN Webriamata, SMAN 1 Malaka Tengah, SMAN Harekakae, SMAN Sasitamean, SMKN Kobalima, Komunitas Bolan, Komunitas Kamanasa, Komunitas Malaka Barat, Komunitas Laenmanen, Desa Laekun Barat, Desa Umanen Lawalu, Desa Umakatahan, Desa Lamudur, Desa Kletek. (pyn)