Motamasin, KontasMalaka.com– Program Swasembada Pangan memroduksi komoditas kacang hijau brand Fore Lakateu berhasil. Launching komoditas itu diapresiasi. Wakil Rektor Universitas Brawijaya Malaka, Prof. Dr. Ludigdo, SE,M.Si.Ak menilai kepemimpinan Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH sangat baik.
Apresiasi dan penilaian guru besar Universitas Brawijaya Malang tersebut disampaikan dalam sambutannya pada acara launching Fore Lakateu di Desa Alas Selatan Kecamatan Kobalima Timur, Sabtu (9/9/23).
Profesor Unti Ludigdo mengatakan pihaknya sangat mendukung program kepemimpinan Bupati Simon karena bertujuan membangun ketahanan pangan di Kabupaten Malaka. “Kami mempelajari potensi untuk berkolaborasi. Program swasembada pangan sebagai strategi memperkuat kedaulatan negara. Ini aspek lain dari membangunan ketahanan pangan,” jelas guru besar Universitas Brawijaya.
Dikatakan, adanya program swasembada pangan dengan memroduksi Fore Lakateu menunjukkan kepemimpinan Bupati Simon sangat baik untuk membangunan ketahanan pangan. “Sehingga, kita membuka karpet merah untuk Kabupaten Malaka. Kita membangun komitmen untuk meningkatkan produktivitas masyarakat,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Simon mengatakan launching Fore Lakateu dilaksanakan pada 9 September. Angka 99 dalam tanggal dan bulan sebagai angka sakral dan rahasia Tuhan. “Karena, kebesaran Tuhan, kita bisa lakukan sesuatu untuk Malaka,” kata Bupati Simon.
Dijelaskan, swasembada pangan diprogramkan, karena potensi pertanian, perikanan dan kelautan, pertanian dan pariwisata. Swaembada pangan dengan memroduksi dua komoditi masing-masing beras Nona Malaka dan kacang hijau Fore Lakateu sebagai primadona Kabupaten Malaka.
Malaka memiliki potensi pertanian yang harus dikenal dan dipasarkan, selain memenuhi kebutuhan dasar. Itulah sebabnya, beras dan kacang hijau harus memiliki brand. Selanjutnya, pemerintah tidak boleh berbisnis. Namun, di lain sisi produksi hasil pertanian perlu dipromosikan untuk dikenal dan bisa bersaing secara global. Di sinilah, dibutuhkan pihak ketiga dengan produksi komoditi harus punya merk. Karena itu, jangan salah dipahami. Pemerintah tentunya menjalin kerja sama dengan pihak swasta dengan prinsip tidak merugikan masyarakatnya.
Kadis Pertanian Kabupaten Malaka, drh. Januaria Maria Seran dalam laporannya mengatakan produksi Fore Lakateu menggunakan benih kacang varietas VIMA 3 yang memiliki keunggulan di antaranya setelah ditanam bisa dipakai untuk empat kali musim tanam dengan tahan cuaca. Keunggulan lain, sebagai calon benih berkualitas yang akan diambil penangkar benih pasca menjawab kebutuhan di Kabupaten Malaka.
Dijelaskan, produksi Fore Lakateu dilakukan 41 kelompok tani (Poktan) yang tersebar di 2 wilayah kecamatan dengan keanggotaannya berjumlah 874 orang yang mengolah lahan seluas 250 hektar. Target panen 250 hektar, dengan realisasi panen 143, 25 hektar. Panen masih berlangsung hingga akhir Oktober. (pyn)