Wewiku, KontasMalaka.com– Program Adat dalam kepemimpinan Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH tidak saja sebatas memberi insentif kepada para Fukun (red, pemangku adat). Bupati Simon bersafari adat untuk terus memperkokoh tradisi budaya dan adat-istidat.
Bupati Simon mengatakan budaya yang berkaitan dengan adat istiadat harus terus berakar dalam kehidupan bermasyarakat. Budaya harus selalu menjiwai tingkah laku, sikap dan perbuatan seseorang. “Saya selalu ingatkan kepada masyarakat untuk memegang teguh budaya dan adat istiadat. Pasalnya, tanpa budaya, akar kehidupan masyarakat pasti goyah,” kata Bupati Simon saat membuka kegiatan Sosialisasi Pembinaan Sumber Daya Manusia, Lembaga dan Pranata Adat Tingkat Kabupaten Malaka di panggung Gereja Santo Yohanes Rasul Webriamata, Kamis (8/6/23).
Sejalan dengan Program SAKTI memperkokoh adat istiadat, seni budaya, olahraga dan toleransi, Bupati Simon memberikan ruang yang sangat luas kepada masyarakat untuk menjadikan budaya sebagai pegangan dalam hidup bermasyarakat. “Jika tatanan budaya dijalankan dengan baik, nilai-nilai budaya mendapat tempat yang proporsional. Kehidupan masyarakat akan selalu aman dan damai karena selalu ada saling menghargai dan menghormati atau dalam bahasa Tetun disebut hakneter malu, haktaek malu,” jelas Bupati Simon.
Diakuinya, justeru nilai budaya dan adat yang tertanam dalam jiwanya, sehingga bisa memampukan dirinya bisa belajar dan punya pengalaman hidup selama 35 tahun di Provinsi Bali. “Ini refleksi, sehingga saya terpanggil untuk memperkokoh adat-istiadat dan budaya ketika memimpin Malaka,” lanjut Bupati Simon yang sudah bersafari adat di beberapa kecamatan.
Dan berhasil diwujudkan, sehingga Bupati Simon terus mengimbau agar masyarakat Malaka terus mempertahankan dan mewariskan budaya di bawah perhatian para pemangku adat. Karena itu, pemerintah harus memberi kesempatan pertama dan memberi insentif kepada pemangku adat sehubungan dengan perannya yang strategis dalam urusan pembangunan dan kemasyarakatan. (pyn)